Jumat, 20 April 2018


TEORI PEMROSESAN INFORMASI BERBANTUAN MEDIA

Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik. Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses belajar  penting dari hasil belajar, namun yang lebih penting  dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar.
Teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Asumsi ini didasarkan pada suatu pemahaman yaitu cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Dengan penjelasan saat seorang siswa dapat memperoleh informasi dengan satu proses dan siswa yang lain juga dapat memperoleh informasi yang sama namun dengan proses belajar yang berbeda.
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera. Komponen struktur dan pengatur alur pemrosesan informasi berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya”lupa”. Ketiga komponen tersebut adalah:
1.      Sensory receptor
Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. informasi  masuk  ke  sistem  melalui  sensory register Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, informasi hanya dapat bertahan dalam waktu yang sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu dengan kata lain sangat mudah berganti. Agar  tetap berada dalam  sistem, informasi  masuk  ke  working  memory  yang  digabungkan dengan informasi di long-term memory.
2.      Working memory
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Pemberian perhatian ini dipengaruhi oleh peran persepsi. Karakteristik WM adalah bahwa;
a.         Ia memiliki kapasitas yang terbatas, sehingga  Informasi di dalamnya hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa upaya pengulangan
b.         Informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Asumsi pertama berkaitan dengan penataan jumlah informasi, sedangkan asumsi kedua berkaitan dengan peran proses kontrol. Artinya, agar informasi dapat bertahan dalam WM, maka upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas WM disamping melakukan pengulangan.
 Sedangkan penyandian pada tahapan WM, dalam bentuk verbal, visual, ataupun semantik, dipengaruhi oleh peran proses kontrol dan seseorang dapat dengan sadar mengendalikannya.
3.      Long term memory
Long Term Memory (LTM) diasumsikan; 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oleh individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Kelemahannya  adalah  betapa  sulit  mengakses  informasi  yang tersimpan di dalamnya. Persoalan “lupa” pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali  informasi yang diperlukan. Ini berarti, jika informasi ditata dengan baik maka akan memudahkan proses penelusuran dan pemunculan kembali informasi jika diperlukan., Tennyson (1989) mengemukakan bahwa proses penyimpanan informasi merupakan proses mengasimilasikan pengetahuan baru pada pengetahuan yang telah dimiliki, yang selanjutnya berfungsi sebagai dasar pengetahuan (knowledge base) (Lusiana, 1992).

Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Agar kondisi eksternal itu lebih bermakna sebaiknya diorganisasikan dalam urutan persitiwa pembelajaran (metode atau perlakuan).  Selain itu, dalam usaha mengatur kondisi eksternal dierlukan berbagai rangsangan yang dapat diterima oleh panca indra, yang dikenal dengan nama media dan sumber belajar.
Multimedia telah banyak digunakan dalam pembelajaran. Menurut Istiyanto (2011), multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih yang terdiri dari teks,grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terin- tegrasi. Menurut Mayer (2009:3), multimedia didefini- sikan sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata (verbal form) sekaligus gambar-gambar.
Pembelajaran berbantuan multimedia dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga terjadi proses belajar yang sesuai tujuan dan terkendali (Istiyanto, 2011)
Berdasarkan kondisi internal dan eksternal tersebut, Gagne menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Peristiwa belajar adalah persitiwa dengan urutan sebagai berikut: menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap menerima pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran agar pseerta didik tahu apa yang diharapkan dala pembelajaran itu, mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari sebelumnya yang merupakan prasyarat, menyampaikan materi pembelajaran, memebrikan bimbingan atau pedoman untuk belajar, membangkitkan timbulnya unjuk kerja peserta didik, memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas, mengukur/evaluasi belajar, dan memperkuat referensi dan transfer belajar.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.
Gagne membuat beberapa rumusan untuk menghubungkan keterkaitan antara faktor internal dan eksternal dalam pembelajaran dalam rangka memaksimalkan tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu:
a.       Pembelajaran yang dilakukan dikondisikan untuk menimbulkan minat peserta didik, dan dikondisikan agar perhatian peserta didik terpusat pada pembelajaran sehingga mereka siap untuk menerima pelajaran.
b.       Memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui apa yang diharapkan setelah menerima pelajaran.
c.        Guru harus mengingatkan kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
d.      Guru siap untuk menyampaikan materi pelajaran.
e.       Dalam pembelajaran guru memberikan bimbingan atau pedoman kepada siswa untuk belajar.
f.       Guru memberikan motivasi untuk memunculkan respon siswa.
g.      Guru memberikan umpan balik atau penguatan atas respon yang diberikan siswa baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
h.       Mengevaluasi hasil belajar
i.        Memperkuat retensi dan transfer belajar.

Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan  pada teori pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut:
a.        Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan dikenal sebagai informasi.
b.      Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibunag, ada yang disimpan dalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
c.       Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Aplikasi teori pembelajaran pemrosesan informasi dalam pembelajaran.
Dalam aplikasi teori pemrosesan informasi dalam pembelajaran, kita dapat mengambil teori yang disampaikan oleh Gagne tentang tahapan belajar dari fakta sampai pemecahan masalah, serta tahapan tujuan dari yang rendah sampai ke tinggi, dapat kita lihat pada keterangan yang dituliskan Harjanto tentang pelajaran melukis, seperti berikut ini 
a.      Siswa dapat menyebutkan beberapa alat yang dipergunakan untuk mengambar berwarna (fakta).
b.     Siswa dapat mengidentifikasi warna panas dan warna dingin (konsep).
c.      Siswa dapat menyatakan bahwa penempatan atau pemakaian kedua jenis warnatersebut akan saling berpengaruh (prinsip)
d.     Siswa dapat melukis dengan komposisi warna yang harmonis (pemecahanmasalah) 
Manfaat teori pemrosesan informas      
a.      Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu beradaptasi padalingkungan yang selalu berubah
b.     Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
c.      Kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap  
d.     Prinsip perbedaan individual terlayani
Hambatan- hambatan terhadap implementasi teori pemrosesan informasi
a.      Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal
b.     Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
c.      Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah disimpandalam ingatan 
d.     Tidak menyediakan deskripsi yang memadai mengenai perubahan perkembangandalam kognisi
e.      Kemampuan otak tiap individu tidak sama
f.       Kemampuan berpikir/ daya otak manusia terbatas. Individu hanya dapat memerhatikansejumlah informasi yang terbatas pada satu waktu, dan kecepatan untuk memprosesinformasi juga terbatas.
g.     Anak membutuhkan waktu dan usaha untuk melatih encoding (penyandian), agar dapat menyandi secara otomatis.
Berdasarkan teori pemrosesan informasi ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para guru:
a.      Perhatian sangat penting, oleh karena itu selalu upayakan agar siswa anda benar-benar memperhatikan pelajaran. Meskipun mereka tampak melihat anda, namun belum tentu pikiran mereka perhatian kepada apa yang anda jelaskan.
b.     Sebaiknya lebih mengutamakan belajar dengan memahami dari pada melalui hafalan.

Daftar Pustaka
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology, Theory and Practice. United State of  America: Allyn & Bacon
Lusiana.1992. Pengaruh Interaktif antara Penggunaan Strategi Penataan  Isi Mata  Kuliahdan 
http://aannofianengsih04.blogspot.co.id/2017/02/teori-pemrosesan-informasi-berbantuan.html
http://reniw256.blogspot.co.id/2017/02/teori-pemrosesan-informasi-berbantuan.html

QUESTION :
1.      Kenapa dalam proses pembelajaran yang berbasis masalah itu yang akan menyimpan informasi dalam jangka panjang?
2.      Perhatian merupakan suatu hal yang penting dalam teori pemroresan informasi. Seperti kita ketahui tingkat perhatian siswa sangat berbeda dalam suatu pembelajaran. Bagaimana cara guru untuk mengimbangi tingkat perhatian siswa agar semua siswa dapat memproses informasi secara keseluruhan?
3.      Menurut gagne ada delapan fase dalam proses pembelajaran dimana antaranya ada pemerolehan dan penyimpanan. Kenapa setiap informasi yang diterima belum tentu disimpan secara keseluruhan?

15 komentar:

  1. Saya akan mencoba menanggapi tentang pertanyaan no 1
    Problem based learning bertujuan untuk mendidik siswa yang mampu memecahkan masalah yang kompleks. Oleh karena itu, diharapkan siswa yang diajarkan problem based learning untuk tampil lebih baik pada tingkat struktur pengetahuan. Efek dari problem based learning lebih besar ketika penilaian menarik bagi pemahaman prinsip-prinsip yang menghubungkan konsep-konsep (Gijbels dkk, 2005). Problem based learning memiliki efek pada pengetahuan isi yang memberikan peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk belajar dengan keterlibatan lebih banyak dan meningkatkan partisipasi aktif siswa, motivasi dan minat di antara peserta didik. Hal ini menyebabkan peserta didik untuk memiliki sikap positif dan membantu mereka untuk meningkatkan prestasi mereka untuk sebagian besar dan yang akan menyebabkan memori jangka panjang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dnegan pendapat saudari gita, dimana dengan PBL ini siswa lebih aktif dan siswa memecahkan masalah ny sendiri sehingga ingatan siswa akan materi itu akan tertanam lebih lama

      Hapus
  2. Saya mau menanggapi permasalah no 1
    pada model pembelajaran berbasis masalah siswa diberikan
    kebebasan menjawab pertanyaan dan mengkaitkan dengan kejadian yang mereka temukan
    dalam kehidupan sehari-harinya. Jika jawabannya salah maka siswa tersebut akan
    membuktikan jawabannya melalui percobaan atau eksperimen dengan begitu pemecahan masalah dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk pikir secara bebas dengan kata lain belajar penemuan melatih keterampilan kognitif
    siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Sehingga dia lebih mengingat pembelajaran tersebut karena dia ikut terlibat dalam pemecahan suatu masalah

    BalasHapus
  3. saya akan menanggapi permasalahan no.3 banyaknya informasi yang masuk menyebabkan tidak semua informasi bisa diolah. suatu masukan/informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut menurut Lefrancois akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui pancaindera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’. Berdasar pada apa yang dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa, sepertiyang telah sering dialami para guru, pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat hilangseluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut terkategori sebagaiingatan inderawi. Alasanya, seperti sudah dipaparkan tadi, Ingatan Inderawi hanya dapatbertahan di dalam pikiran manusia selama tidak lebih dari satu detik saja. Pertama,orang biasanya memperhatikan rangsangan jika rangsangan tersebut mengandung sesuatu yang menarik perhatian. Maka sebagai guru kita mungkin membuat respon yang terorientasi jika rangsangan dihadirkan. Kedua, orang lebih memperhatikan jika rangsangan melibatkan pola yang dikenal. Sejauh ini kita memancing pikiran siswa lebih dulu sebelum kita memulai presentasi.Kita dapat mengambil keuntungan dari prinsip ini. Sekali lagi, perhatian para siswa terhadap informasi atau masukan dari para guruakan sangat menentukan diterima tidaknya suatu informasi yang disampaikan para gurutersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para siswa terhadap bahan yang disajikan,di samping selalu memotivasi siswanya,


    BalasHapus
  4. Saya akan menanggapi pertanyaan no.2 terkait cara guru mengimbangi tingkat perhatian siswa agar semua siswa dapat memproses informasi secara keseluruhan yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Bagi guru untuk meningkatkan kualitasnya dalam mendidik peserta didik. Untuk itu, guru harus mengetahui hakikat belajar dan pembelajaran yang baik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap hakikat tersebut.Selain dapat meningkatkan semangat belajar, pembelajaran yang menarik dan menyenangkan juga memicu seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Disinilah tingkat kekreativan dan keterampilan mendidik siswa akan terlihat.Harapannya, dengan terciptanya pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, siswa akan memusatkan perhatiannya pada guru sehingga akan tercapai pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.

    BalasHapus
  5. Saya akan membantu menjawab permasalahan no. 3 dimana informasi yang diterima belum tentu disimpan secara keseluruhan oleh siswa, hal ini bisa saja Terjadi karena didasari pada 2 faktor kemungkinan. Yaitu informasi yang di dapatkan tidak pernah memasuki sistem memori atau adanya stres dalam diri seseorang.
    Kegagalan konsolidasi (consolidation failure) adalah hilangnya memori akibat gangguan organik yang terjadi saat pembentukan jejak memori (memory trace), yang berakibat pada terbentuk memori-memori yang tidak sempurna, yang bagi individu yang bersangkutan dirasakan sebagai “kelupaan”. Dalam kegagalan konsolidasi, STM bekerja dengan normal namun gangguan terjadi pada proses perpindahan informasi dari STM (memori jangka pendek) ke LTM (memori jangka panjang) sehingga menyebabkan informasi yang diterima hanya bersifat sementara atau belum tentu disimpan secara keseluruhan.

    BalasHapus
  6. SAya akan menjawab permasalahan Anda yang kedua ,dimana pengajar harus mampu menguasaI forum terutama suara pengajar,mimik muka Dan serta media yang menarik. Pembalajaran diselingi Tanya jawab agar perhatian dapat diperoleh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan jawbaan desi selain itu seorang guru harus bisa membuat suatu pembeljaran itu menarik dimana dalam hal ini guru harus dapat membuat media pembelajaran agar siswa dapat memusatkan perhatiannya pada saat prosws pembelajaran

      Hapus
    2. Saya setuju dengan jawbaan desi selain itu seorang guru harus bisa membuat suatu pembeljaran itu menarik dimana dalam hal ini guru harus dapat membuat media pembelajaran agar siswa dapat memusatkan perhatiannya pada saat prosws pembelajaran

      Hapus
  7. Permasalahan ke satu, pembelajaran berbasis masalah akan membuat anak ikut berfikir memecahkan masalah, informasi yang telah di sismpan saat ini adalah informasi yang telah lama tersimpan. Dan saat akan memecah suatu masalah, ingatan itu akan di panggil kembali ingatan inilah yg di simpan di memori jangka panjang

    BalasHapus
  8. Baiklah saya akan menjawab no 1
    PBL (Problem-based learning) atau biasa disingkat pula menjadi Project Based Learning, merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa secara aktif belajar melalui pemecahan masalah. Meskipun keduanya merupakan model pembelajaran yang tampak berbeda, akan tetapi timpang tindih dalam prinsipnya, oleh karena itu dapat dianggap menjadi sama. Yang menjadi esensi dari PBL adalah siswa dituntut belajar mengenai strategi berfikir sekaligus belajar materi pelajaran, melalui pemecahan masalah yang sesuai dengan permasalah kehidupan nyata. Permasalahan dunia nyata (real world) inilah yang membuat PBL menjadi menarik dan membuat tingginya tingkat minat siswa[5]. Sifat metode ini merangsang rasa ingin tahu dan mendorong keterlibatan. Namun, Alasan utama PBL efektif adalah karena membuat siswa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi,oleh karena itulah anak-anak akan menyimpan informasi dalam jangka panjang.

    BalasHapus
  9. saya ingin mencoba menanggapi permasalahan pertama saudari, menurut saya pemebelajaran berbasis masalah memang akan lebih banyak tersipan dimemory jangka panjang karena bagi siswa pembelajaran berbasis masalah ini sangat menarik perhatian siswa dan membuat pembelajaran lebih bermakna terlebih lagi masalah yang diangkat ada disekitar kita.

    BalasHapus
  10. baiklah disini saya akan menjawab permasalahan dari saudara dimana Kenapa dalam proses pembelajaran yang berbasis masalah itu yang akan menyimpan informasi dalam jangka panjang.
    menurut saya alasannya adalah siswa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, karena dengan menyelesaikan masalahnya sendiri siswa bukan hanya belajar secara teori namun siswa belajar dari pengalaman dan perbuatan sehingga otak bukan hanya mengingat hafalan namun mampu menyimpan informasi kejadian yang telah dia lakukan sehingga semakin banyak anggota tubuk ikut beraktifitas atau sumber yang kita baca untuk memecahkan masalah disini akan membuat siswa mampu mengingat informasi dalam jangka panjang

    BalasHapus
  11. saya akan menanggapi permasalahan nomor 1 , dikarenakan apabila diberikan suatu masalah peserta didik ikut serta memecahkan masalah tersebt sehingga ia berpikir dn mencari tau mengenai permasalahan ini makalebih mudah untuk mengingat dibandingkan dengan hanya mendengarkan atau pun melihat saja

    BalasHapus
  12. baiklah, saya akan menjawab pertanyaan anda yang pertama. menurut pendapat saya, dengan pembelajaran berbasis masalah siswa akan lebih tertantang dan akan memecahakan suatu persoalan oleh dirinya sendiri sehingga ia akan memahami dimana letak kesalahan yang ia lakukan dalam menyelesaikan masalah dan mencari jalan keluar yang terbaik. melalui pengalaman itulah dia dapat terus mengingat apa yang dilakukannya sendiri.

    BalasHapus

Fenil Propanoid

FENILPROPANOID  A.    ASAL USUL Fenilpropanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenolik alam yg berasal dari asam amino aromatik fen...