Minggu, 06 Mei 2018

Multimedia pembelajaran revolusi industri 4.0


MULTIMEDIA PEMBELAJARAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Seiring pendidikan yang menyatu dengan internet, berbagai model pendidikan baru telah muncul. Salah satu bentuk representatif dari model pembelajaran adalah kelas membalik atau membalik kelas yang secara universal dikenal sebagai metode pendidikan yang inovatif di era digital. Pembelajaran terbalik adalah strategi instruksional dan jenis pembelajaran campuran yang membalikkan pengaturan pendidikan tradisional dengan memberikan konten instruksional, di luar kelas, seringkali online dalam format digital.
Problem dan tantangan dunia pendidikan dari waktu-ke waktu menunjukkan intensitas dan bobot yang semakin berat. Belum tuntas masyarakat melakukan penyiapan diri menghadapi era globalisasi, era baru (revolusi industry 4.0) yang merupakan kelanjutan dari globalisasi telah lahir dengan skala dan tantangan yang semakin berat.  Era baru ini ditandai dengan integrasi teknologi internet, teknologi informatika, serta teknologi otomasi produksi,  membentuk suatu system yang disebut dengan Cyber Physical System (CPS) (Ali Sadiyoko, 2017).  Era berbasis pada kecanggihan teknologi informasi digital ini benar-benar telah membawa dan menuntut  perubahan radikal pada berbagai dimensi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan. Dinamika perubahan ini memberikan implikasi pada seluruh dimensi kehidupan individu dan organisasi menyangkut eksistensinya di masa depan.  Kemapanan individu maupun organisasi (saat ini)  tidak menjadi jaminan sustainability-nya jika tanpa kesanggupan memberikan respon yang memadai terhadap dinamika era digital.
Masyarakat akademik (baca; kampus) dituntut dan ditantang untuk mampu memberikan respon yang cepat dan memadai, jika tidak ingin ditinggalkan oleh public era industry 4.0. Kampus-kampus besar tidak boleh berpuas diri dengan reputasi dan segala pencapaiannya. Karena saat ini telah lahir -meski tidak nampak-, kampus  “maya” yang mampu diakses dan membelajarkan masyarakat dunia dengan segala kemudahan, kecepatan yang diberikan. Keberadaan kampus maya ini telah merubah berbagai dimensi kehidupan; system nilai, struktur ekonomi, social dan budaya masyarakat. Eksistensi kampus maya ini tidak menutup kemungkinan akan mampu menggeser peran kampus-kampus konvensional yang telah mapan.
Guna mendukung upaya pemerintah merespon era RI 4.0 ini, kata Ketut, ITS menetapkan 10 strategi utama dengan memfokuskan penyelarasan hal antara lain DigitalpreneurshipDistance LearningIT Infrastructure/E-services/Smart CampusLifelong LearningGlobal Network for AcademicResearch and InnovationIOT/Big Data/Intelegence MachineCharacter Building 4.0Teaching Industry; Allignment to Industry and Public Needs; dan Adaptive Environment.
1.      Digitalpreneurship, berfokus pada upaya menumbuhkembangkan kewirausahaan berbasis digital melalui penyelarasan kurikulum. Pemberdayaan digital co-working space, menghubungkan dengan sumber-sumber pendanaan dan pasar bagi startup berbasis digital, serta menyediakan digital market place untuk memasarkan hasil inovasi dan produk sivitas akademika ITS.
2.      Distance Learning, memberdayakan sistem dan infrastruktur pembelajaran jarak jauh yang selama ini telah ada di ITS (Share ITS), termasuk di dalamnya adalah sistem transfer kredit yang fleksibel serta perbaikan infrastruktur IT untuk mendukung penuatan distance learning.
3.      IT Infrastructure/E-services/Smart Campus, penguatan ITS sebagai smart campus dengan sistem informasi dan layanan berbasis digital dan paperless yang diharapkan dapat menguatkan kinerja akademik dan efisiensi.
4.      Lifelong Learning, menyediakan sistem pembelajaran seumur hidup yang memungkinkan penguatan akademik dan kompetensi yang lebih fleksible. Bukan hanya untuk mahasiswa ITS, namun juga untuk masyarakat umum sehingga mampu meningkatkan daya saing SDM nasional. Penguatan ini tidak hanya melalui program akademik dengan menyiapkan sistem pendidikan yang lebih fleksibel, namun juga pada kegiatan pelatihan dan magang dalam upaya penguatan ketrampilan dan kompetensi.
5.      Global Network for Academic, Research and Innovation, penguatan program akademik dan riset serta inovasi dengan makin menumbukan iklim kolaborasi dengan lembaga nasional dan internasional melalui joint degree program, joint research, akreditasi ITS dari lembaga internasional, peningkatan mobilitas dosen dan mahasiswa serta tenaga kependidikan.
6.      IoT/Big Data/Intelegence Machine, mengarahkan sumber daya riset dan inovasi untuk mendukung pengembangan Internet of Things (IoT), Big Data dan intelegence machine yang dapat mendukung bidang riset stategis di ITS yaitu bidang maritim, ICT dan robotika, lingkungan dan pemukiman, energi-otomotif, sains-material dan nano teknologi, industri kreatif serta kebumian, manajemen bencana dan perubahan iklim.
7.      Character Building 4.0, membekali lulusan ITS dengan karakter cerdas, amanah dan kreatif termasuk di dalamnya upaya peningkatan aspek 5C yakni creativecognitivecollaborativecompetencecohesiveness.
8.      Teaching Industry, penguatan kegiatan hilirisasi di teaching industry atau Science and Techno Park (STP) ITS untuk mendukung arah pengembangan prototipe skala industri, kerjasama dengan industri, paten, inkubasi, seed capital, training/certification serta pembinaan UMKM agar dapat mendukung industri nasional.
9.      Alignment to Industry and Public Needs, penyelarasan kurikulum, riset dan inovasi, pengembangan karakter, sistem pembelajaran, dan infrastruktur dan jejaring yang menyesuaikan dengan kebuhan masyarakat dan dunia industri.
10.  Adaptive Environment, memastikan sistem akademik, inovasi, riset, sistem pembelajaran, serta dukungan infrastruktur yang dikembangan di ITS mampu beradaptasi dengan perubahan yang sedemikian cepat sehingga memberi lingkungan yang adaptif bagi terbentuknya lulusan dan SDM yang kompetitif dan berkarakter.
DAFTAR PUSTAKA
QUESTION :
Bagaimana tanggapan saudara dengan pembelajaran revolusi industri 4.0? apakah indonesia sudah siap melaksanakan pembelajaran dengan cara tersebut? Adakah dampak yang ditimbulkan dari pembelajaran revolusi industri 4.0 tersebut?

5 komentar:

  1. Baiklah saya akan menjawab permasalahan ke 2
    Perlu diketahui bahwasannya arus globalisasi tidak ada yang bisa mengelaknya jadi indonesia baik secara langsung mau tidak mau harus sudah siap untuk menerima revolusi 4.0 untuk dapat menerapkan proses pembelajaran yang berbasis revolusi 4.0 maka dibutuhkannya waktu untuk dapat melaksananakan proses pembelajaran tersebut, hal itu dikarenakan harus di sesuaikan terlebih dahulu dengan kurikulum yang ada di indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya akan menanggapi permasalahan no 2,,dimana saya sependapat dengan hudia. jika kita kaji masalah siap tidak siapnya dalam menghadapi era revolusi industri ini maka indonesia tidak akan siap. tetapi siap tidak siapnya, kalau era revolusi ini akan tetap berjalan seiring perkembangan zaman,jadi kita mau tidak mau, siap tidak siap, ya kita harus siap karena era revolusi industri 4.0 ini nantinya akan tetap berlaku tanpa bisa ditolak. jadi agar kita siap dalam menghadapinya maka dari awal kita akan melakukan pelatihan-pelatihan pembelajaran yang berbasis revolusi 4.0. dimana pada revolusi 4.0 ini kita harus memiliki keterampilan informasi, media, dan teknologi. Dengan istilah lain, kita harus melek teknologi. Yang dimaksud dengan keterampilan informasi, media, dan teknologi meliputi literasi media, keaksaraan visual, literasi multikultural, kesadaran global, dan literasi teknologi.

      Hapus
  2. Baiklah saya akan menjawab permasalahan ke 2
    Perlu diketahui bahwasannya arus globalisasi tidak ada yang bisa mengelaknya jadi indonesia baik secara langsung mau tidak mau harus sudah siap untuk menerima revolusi 4.0 untuk dapat menerapkan proses pembelajaran yang berbasis revolusi 4.0 maka dibutuhkannya waktu untuk dapat melaksananakan proses pembelajaran tersebut, hal itu dikarenakan harus di sesuaikan terlebih dahulu dengan kurikulum yang ada di indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat saudari hudia, karena arus globalisasi ini tidak dapat dielakkan negara mana pun, oleh karena itu indonedia harus siap untuk menghadapinya dengan mempersiapkan sara dan prasana yang mendukung

      Hapus
  3. Saya akan menjawab dari pertanyaan no 2
    Menurut saya negara indonesia belum siap untuk menjalankan era revolusi industri 4.0 karena yang mana indonesia belum bisa memenuhi sarana dan prasarana yang mendukung iptek era revolusi industri 4.0

    BalasHapus

Fenil Propanoid

FENILPROPANOID  A.    ASAL USUL Fenilpropanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenolik alam yg berasal dari asam amino aromatik fen...