Selasa, 21 Agustus 2018

Perbedaan lemak dengan lipid serta proses terbentuknya lemak


PERBEDAAN LIPID DENGAN LEMAK SERTA PROSES TERBENTUKNYA LEMAK

 Hasil gambar untuk perbedaan lipid dan lemak
Lipid adalah kelompok luas, senyawa organik yang beragam dan alami. Lipid memainkan peran besar ketika datang ke penyimpanan energi dan struktur sel. Mereka dibagi menjadi empat kelompok utama yang terdiri dari lemak, lipid, hormon dan steroid. Perbedaan antara lemak dan lipid adalah lemak adalah bagian dari lipid.
Perbedaan lipid dengan lemak yaitu
a.       Lipid adalah kelas utama biomolekul. Lemak (trigliserida) milik gliserida kelompok, yang merupakan sub kelas lipid.
b.      Lipid dapat hidrofobik (tidak larut dalam air) atau amphiphilic (bagian larut dalam air), tetapi lemak, pada dasarnya, tidak larut dalam air.
1.      Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon ( C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum benzen, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak. Pengertian Lemak yang lain adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak. Lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh, 1 gram lemak mengandung 9 kalori.Ketiga asam lemak dalam trigliserida dapat sama macamnya disebut lemak sederhana (simple fat) dan dapat pula berbeda atau gabungan dari 2 asam lemak berbeda disebut lemak campuran(mixed fat).
Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang tampak (visible) dan yang tidak tampak (invisible). Lemak yang tampak misalnya mentega, margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak misalnya yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang tanah, susu, telur, dansebagainya Lemak tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).

2.      Lipid
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut dengan baik dalam pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan benzena. Sebaliknya lipid tidak atau sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam air yang kecil disebabkan karena kekurangan atom-atom yang berpolarisasi (O, N, S, P)
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang dengan rumus CH3(CH2)nCOOH  atau  CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid, asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol. Dalam jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi, sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas
Metabolisme Lemak
Proses metabolisme di dalam tubuh baik yang berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak berfungsi untuk menghasilkan energi tubuh untuk bergerak dan memenuhi kebutuhan energi di dalam sel. karena itu semua proses metabolisme tersebut, asetil Ko A memiliki peranan yang sangat besar dalam menghasilkan energi.
Metabolisme Lemak merupakan proses tubuh untuk menghasilkan energi dari asupan lemak setelah masuk menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. dalam memetabolisme lemak menjadi energi kita membutuhkan bantuan glukosa dari karbohidrat. karena itu, tubuh kita cenderung menuntut makan yang manis-manis setelah makan makanan yang kaya akan lemak. lemak dalam tubuh kita akan masuk ke dalam proses metabolisme setelah melewati tahapan penyerapan, sehingga bentukan lemak yang memasuki jalur metabolisme lemak dalam bentukan trigliserida. (trigliserida adalah bentuk simpanan lemak tubuh).
Prosesnya yaitu
1.      Di mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi penyesuaian suhu tertentu pada saat lemak dikunyah di mulut
2.      Pada lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan asam dan enzim menjadi bentuk yang lebih sederhana
3.      Selanjutnya lemak akan memasuki hati,empedu, dan masuk ke dalam usus kecil.
4.      Dari kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang merupakan senyawa yang penting untuk proses pencernaan pada usus kecil Selanjutnya hasil pemecahan tersebut akan diubah oleh enzim lipase pankreas menjadi asam lemak dan gliserol
5.      Kelebihan lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagai akan bergabung  dengan senyawa lain seperti fiber yang akan di keluarkan melewat usus besar

PERMASALAHAN
Kebanyakan orang berpikir, apabila mengkonsumsi makanan berlemak dengan jumlah yang banyak akan menyebabkan kegemukan sehingga mereka yang berfikiran demikian mulai mengurangi jumlah makanan berlemak yang dikonsumsi agar tidak menjadi gemuk. Mengurangi makanan berlemak dapat menguruskan badan, berarti semakin sedikit mereka makan makanan berlemak, mereka beranggapan dapat lebih cepat kurus. Dari ilustrasi ini, dapat kita ketahui begitu takutnya orang dengan “kegemukan” sehingga mereka melakukan program diet seperti ini. Maka apakah dengan cara ini bisa membuat mereka menurunkan berat badan? Bagaimana tanggapan anda? Dan apa dampak-dampak yang akan muncul bagi kesehatan mereka?


5 komentar:

  1. saya ingin mencoba menjawab pertanyaan icha, menurut literatur yang saya dapat, Mengurangi lemak lebih efektif untuk menurunkan berat badan, jika dibandingkan dengan memangkas asupan karbohidrat, kata para peneliti di Amerika Serikat.

    Kesimpulan ini berbeda dengan kajian sebelumnya yang menyatakan bahwa salah satu cara terbaik menurunkan berat badan adalah dengan mengurangi konsumsi karbohidrat.

    Argumentasi yang diajukan adalah dengan mengurangi karbohidrat maka tingkat insulin menjadi lebih rendah, yang pada gilirannya akan melepas lemak yang tersimpan di tubuh kita.

    "Itu benar, tapi prosesnya akan lebih cepat jika kita mengurangi lemak dalam makanan kita," kata Dr Kevin Hall, salah satu peneliti yang melakukan kajian ini.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Menambahkan sedikit jawaban
    Berat badan memang bisa turun jika kita mengurangi makan. Tapi makan terlalu sedikit juga dapat menurunkan kerja metabolisme tubuh.

    Metabolisme memengaruhi seberapa cepat tubuh membakar kalori yang didapat dari makanan. Jika metabolisme kita berjalan lambat, tubuh juga akan menggunakan kalori dari makanan lebih lambat.

    Saat kita memangkas asupan kalori jadi sangat sedikit dari biasanya, tubuh akan menganggap kita sedang kelaparan sehingga akan memperlambat pembakaran kalori.

    Semakin lambat metabolisme, maka kita juga akan membakar lebih sedikit kalori. Penurunan metabolisme bahkan bisa terus berlangsung lama setelah selesai berdiet. Ini justru akan membahayakan.

    Ketika nanti kita kembali meningkatkan asupan kalori lebih tinggi, tubuh tidak akan membakar kalori secepat seperti semula. Maka ke depannya, kita akan lebih sulit untuk menurunkan berat badan. Bahkan justru lebih mudah mengalami peningkatan berat badan setelah diet.

    Untuk dampak bagi kesehatan
    Penurunan berat badan tak hanya berdampak pada perubahan penampilan, tetapi juga memberi pengaruh pada kesehatan tubuh dan otak.

    Pada minggu pertama, Anda mungkin merasa mudah menurunkan berat badan dengan hanya beralih ke pola makan yang lebih sehat.

    Namun, saat metabolisme tubuh Anda menyesuaikan diri, Anda tidak akan membakar kalori sebanyak yang biasa Anda lakukan. Alhasil, menurunkan berat badan tambahan akan menjadi lebih sulit.

    "Kapanpun berat badan Anda berubah terlalu banyak, otak Anda akan turun tangan untuk mendorongnya kembali ke apa yang menurutnya merupakan bobot yang sesuai untuk Anda. Dan Anda mungkin tidak sependapat dengan otak Anda. Banyak dari kita tidak," kata Sandra Aamodt, PhD,
    Sekian, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  4. saya ingin mencoba menanggapi permasalahan saudari,
    Lemak memang tinggi kalori. Sebagai perbandingan, 1 gram karbohidrat setara dengan 4 kalori. Sementara 1 gram lemak setara dengan 9 kalori. Dengan jumlah yang sama, lemak menyumbangkan kalori dua kali lipat lebih banyak dibanding karbohidrat dan protein. Jika fakta ini membuat Anda mengurangi jumlah asupan lemak lalu menambah asupan karbohidrat agar mendapat efek kenyang yang sama, maka cara tersebut juga kurang tepat. Karena konsumsi karbohidrat yang berlebihan pun juga akan tersimpan sebagai lemak dalam tubuh. Lemak tidak selalu menjadi tokoh jahat dalam diet Anda, selama Anda bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan Anda. Anjuran konsumsi lemak bagi orang Indonesia dari Kementerian Kesehatan adalah 25% dari jumlah kebutuhan kalori harian Anda. Ini berarti jika kebutuhan kalori per hari Anda sebesar 2000 kalori maka jumlah lemak yang dianjurkan untuk di konsumsi adalah sekitar 50 gram.

    BalasHapus
  5. Baiklah saya akan menjawab permasalahan anda
    Ternyata keberadaan TFA di dalam makanan menimbulkan dampak negatif
    terhadap kesehatan yakni sebagai pemicu penyakit jantung koroner (PJK) yang tidak
    boleh dianggap enteng. Bahkan, menurut hasil-hasil penelitian dua tahun terakhir bahwa
    pengaruh TFA lebih buruk daripada efek negatif asam lemak jenuh dan kolesterol
    Pengaruh negatif dari TFA terjadi dengan mempengaruhi kadar Low Density Lipoprotein
    (LDL) - juga disebut kolesterol jahat - dan High Densty Lipoprotein (HDL) juga
    dikenal sebagai kolesterol baik.
    Pengaruh TFA
    Ratio dar LDL/HDL merupakan faktor risiko PJK yang lebih relevan
    dibandingkan dengan faktor risiko lainnya seperti kadar total kolesterol yang tinggi;
    makin besar ratio LDL/HDL di atas nilai ideal empat makin besar risiko PJK. Konsumsi
    TFA menimbulkan pengaruh negatif karena menaikkan kadar LDL, sama seperti
    pengaruh dari asam lemak jenuh. Akan tetapi, disamping menaikkan LDL, TFA juga
    akan menurunkan HDL, sedangkan asam lemak jenuh tidak akan mempengaruhi kadar
    HDL. Jadi pengaruh TFA dibandingkan dengan asam lemak jenuh, maka efek negatif
    dari TFA dapat menjadi dua kali lipat. Asupan TFA selama kehamilan diduga juga akan
    mengganggu metabolisme asam lemak esensial sehingga dengan demikian akan
    mempengaruhi perkembangan janin.
    Pengaruh TFA sangat tergantung pada asam asupan, kadar yang tinggi (di atas
    6 % dari energi total) jelas akan berbahaya tetapi kadar yang rendah (2 % dari energi
    total) dan kadar sedang (45 % dari energi total) tidak akan berbahaya jika dikonsumsi
    bersamaan dengan asam lemak tak jenuh ganda, tetapi pengaruh positif dari asam lemak
    tak jenuh akan ditiadakan oleh adanya TFA di dalam makanan.
    Jadi pengaruh TFA meningkat jika asupan asam lemak esensial linoleat (juga
    termasuk asam lemak tak jenuh ganda) rendah karena TFA menghambat biosintesa asam
    lemak arahidonat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan.
    Oleh karena itu, asupan TFA bagi anak-anak terutama dari margarin tidak
    dianjurkan. Tetapi, kandungan TFA yang rendah di dalam margarin (soft margarine)
    vang juga masih mengandung asam lemak tak jenuh masih jauh lebih baik daripada
    mentega yang terdiri dari asam Iemak jenuh.

    BalasHapus

Fenil Propanoid

FENILPROPANOID  A.    ASAL USUL Fenilpropanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenolik alam yg berasal dari asam amino aromatik fen...