Sabtu, 28 April 2018


PENGEMBANGAN MULTIMEDI



Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, grafik, animasi, dan video. Beberapa definisi menurut beberapa ahli: 
1.      Kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996)
2.      Kombinasi dari tiga elemen: suara, gambar, dan teks (McComick, 1996)
3.      Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dan kawan-kawan,2002)
4.      Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video (Robin dan Linda, 2001)
5.      Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi’. 
Multimedia adalah penggunaan dan pemrosesan beberapa media (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity) yang berbeda untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia (music, video, film, game, entertaiment, dll) Atau penggunaan sejumlah teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah :
1.      Media Teks
2.      Media Audio
3.      Media Video
4.      Media Animasi
5.      Media Graph / Image
6.      Media Interactivity
7.      Media Special Effect
Menurut riset Computer Technology Research (CTR):
1.      Orang mampu mengingat 20% dari yang dilihat.
2.      Orang mampu mengingat 30% dari yang didengar.
3.      Orang mampu mengingat 50% dari yang didengar dan dilihat.
4.      Orang mampu mengingat 70% dari yang didengar, dilihat, dan dilakukan. (De Porter).
Setelah diketahui berbagai media tersebut maka saya lebih memilih mindmaping. Seperti kekurangan yang saya miliki seperti pelupa atau susah mengingat materi yang panjang, pembosan, suka dengan berwarna. Mind Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang Psikolog dari Inggris. Beliau adalah penemu  Mind Map (Peta Pikiran), Ketua Yayasan Otak, pendiri Klub Pakar (Brain Trust) dan pencipta konsep Melek Mental. Mind map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian.
Mind maping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak.
Kelemahan mind-map
Tentunya di samping banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari pembelajaran mind map. Namun tidak menutup kemungkinan kelemahannya pun tentunya ada. Adapun kelemahan-kelemahan pembelajaran mind map ini adalah;
1.       Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak memiliki hubungan dengan ingatan.
2.       Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak perlu.
3.       Waktu terbuang untuk cari kata kunci pengingat.
4.       Hubungan kata kunci pengingat terputus oleh kata-kata yang memisahkan.
5.       Kata kunci pengingat terpisah oleh jarak.
Kelebihan mind-map
Di samping manfaat dan kelemahan ada juga kelebihan dari pembelajaran mind map. Kelebihan-kelebihannya adalah sebagai berikut:
1.       Mudah melihat gambaran keseluruhan
2.       Membantu otak untuk: mengatur,mengingat,membandingkan dan membuat hubungan.
3.       Memudahkan penambahan informasi baru.
4.       Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
5.       Setiap peta bersifat unik.
Berdasarkan penjabaran diatas maka media yang saya buat berupa mindmap mengenai materi hidrokarbon. Jika dilihat materinya, sesuai pengelaman diwaktu SMA saya agak kesulitan hal-hal apa saja yang harus saya pahami mengenai hidrokarbon. Sehingga saya membutuhkan energi untuk membaca secara keseluruhan, karena terlalu banyak yang dibaca sehingga tidak ada yang saya ingat. Maka dari itu saya lebih tertarik untuk mengembangkan media mindmap ini. Teman-teman juga dapat melihat langsung dengan alamat https://www.youtube.com/watch?v=ao8wH22Fi4I
QUESTION:
1.      Bagaimanakah menurut saudara/i mengenai media yang saya buat?
2.      Apakah dengan media mindmap dapat membantu seseorang dalam belajar?
3.      Media mindmap dikatakan dapat mengefesienkan waktu, apakah jika menggunakan media ini proses pembelajaran akan lebih efektif dan interktif?


Minggu, 22 April 2018


PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

Hasil gambar untuk pengembangan e-learning dalam pembelajaran kimia


Pengertian

Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal juga dengan "web based learning"merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning).
Pembelajaran Elektronik (e-Learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan Internet sebagai metode penyampaian, Interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Seiring kemajuan teknologi dan perubahan tren serta gaya hidup manusia yang cenderung bergerak secara dinamis (mobile), kebutuhan akan proses belajar jarak jauh atau yang biasa disebut dengan tele-edukasi semakin meningkat pula.
Pengertian e-learning pada umumnya terfokus pada cakupan media atau teknologinya. E-learning menurut Gilbert & Jones dalam Surjono (2007) adalah suatu pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik, seperti internet, intranet/ekstranet, satelite broadcast, audio/video, TV interaktif, CD-ROM dan computer based training (CBT). E-learning juga diartikan sebagai seluruh pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN atau Internet) untuk membantu interaksi dan penyampaian materi selama proses pembelajaran (Kumar, 2006). Urdan dan Weggen menyatakan e-learning sebagai suatu pengiriman materi melalui semua media elektronik, termasuk internet, intranet, siaran radio satelit, alat perekam audio/video, TV interaktif, dan CD-ROM (Anderson, 2005).
E-learning  salah satu bagian dari tele-edukasi memberikan alternatif cara  belajar baru dimana antara murid dan guru tidak berada pada ruang dan waktu yang sama, meskipun demikian, proses belajar dan mengajar tetap dapat berjalan dalam lingkungan virtual, oleh karena itu  E-learning  sering disebut juga dengan  Virtual Learning Enviroment (VLE).
E-learning tidak sama dengan pemebelajaran konvensional. E-learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
a.       Interactivity (Interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti chatting atau messenger atau tidak langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list atau buku tamu.
b.      Independency (Kemandirian); flesibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran lebih terpusat kepada siswa (student-centered learning).
c.       Accessibility (aksesibilitas); sumber-sumber belajar jadi lebih mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.
d.      Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informan seperti video streaming, simulasi dan animasi.
Penerapan e-learning banyak variasinya, karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat. Surjono (2007), menekankan penerapan e-learning pada pembelajaran secara online dan dibagi menjadi dua yaitu sederhana dan terpadu. Penerapan e-learning yang sederhana hanya berupa kumpulan bahan pembelajaran yang dimasukkan ke dalam web server dan ditambah dengan forum komunikasi melalui e-mail dan atau mailing list (milist). Penerapan terpadu yaitu berisi berbagai bahan pembelajaran yang dilengkapi dengan multimedia dan dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan berbagai sarana pendidikan lain, sehingga menjadi portal e-learning. Pembagian tersebut di atas berdasarkan pada pengamatan dari berbagai sistem pembelajaran berbasis web yang ada di internet. Nedelko (2008), menyatakan ada tiga jenis format penerapan e-learning, yaitu:

a.       Web Supported e-learning, yaitu pembelajaran tetap dilakukan secara tatap muka dan didukung dengan penggunaan website yang berisi rangkuman tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, tugas, dan tes singkat
b.      Blended or mixed mode e-learning, yaitu sebagaian proses pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan sebagian lagi dilakukan secara online
c.       Fully online e-learning format, yaitu seluruh proses pembelajaran dilakukan secara online termasuk tatap muka antara pendidik dan peserta didik juga dilakukan secara online yaitu dengan menggunakan teleconference.
E-learning sangat berbeda dengan pembelajaran secara tradisionl. Pada pembelajaran tradisional, peran pendidik masih cukup dominan, sedangkan pada e-learning peserta didik harus mempunyai kesadaran untuk belajar secara aktif dan mandiri. Nedelko (2008), menjelaskan beberapa karakteristik peserta didik yang dapat mempengaruhi dari keberhasilan e-learning:

a.       Mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan komputer dan TIK lainnya, karena e-learning didukung oleh penggunaan komputer dan peralatan TIK.
b.      Motivasi untuk belajar, peserta didik harus mempunyai kesadaran untuk mempelajari bahan dan materi yang telah diberikan guru, bukan hanya belajar ketika di kelas saja.
c.       Disiplin, peserta didik harus disiplin untuk belajar, mengerjakan tugas, dan menentukan waktu dan tempat untuk belajar.
d.      Mandiri, kemandirian peserta didik mutlak diperlukan di dalam e-learning, karena tidak setiap saat antara peserta didik dan pendidik dapat bertatap muka. Pembelajaran tatap muka lebih bersifat sebagai diskusi antara peserta didik dengan pendidik, bukan sebagai transfer pengetahuan saja.
e.       Mempunyai ketertarikan terhadap e-literatur, karena hampir semua materi pembelajaran disajikan secara online ataupun melalui media elektronik.
f.       Dapat belajar secara sendirian (felling isolation), peserta didik yang ketika belajar harus secara berkelompok atau ada teman akan merasa kesulitan dengn e-learning.
g.      Mempunyai kemampuan kognitif yang cukup tinggi, peserta didik yang mengikuti e-learning hendaknya mempunyai kemampuan kognitif tingkat sintesis dan evaluasi, hal ini dapat untuk mengatasi permasalahan ketidakintesifan pendampingan pendidik dan teman sebayanya.
h.      Mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah, peserta didik yang dapat memecahkan masalah secara mandiri akan lebih mudah mengikuti e-learning.
Pembelajaran kimia pada umumnya hanya terbatas pada penggunaan bahan ajar berupa buku teks dan LKS sehingga siswa kurang dapat memahami konsep mikroskopik. Lemahnya interaksi antara guru dengan siswa serta kecepatan belajar siswa yang seringkali  dianggap sama juga merupakan kendala dalam pembelajaran kimia, maka dari itu usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran kimia saat ini terus dilakukan, termasuk peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran. Peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan siswa dalam menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi dengan tidak meninggalkan faktor pemahaman dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran kimia. Teknologi informasi dan komunikasi seharusnya menjadi alat sehari-hari dalam kegiatan belajar dan membelajarkan (Sitepu, 2008).
Pengembangan bahan ajar berbasis e-learning dengan materi hidrokarbon dan minyak bumi ini didasarkan pada model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan (1974), yakni 4D-Model yang terdiri dari pembatasan (define), perencanaan (design), pengembangan (develop), dan penyebarluasan (disseminate).

1.      Tahap pendefinisian (define)

Tahap pendefinisian (define) adalah untuk menentukan dan menegaskan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah: (1) analisis ujung depan yang mengarah pada hasil akhir dari pengembangan yakni berupa bahan ajar berbasis e-learning, (2) analisis siswa, langkah ini menetapkan subyek pebelajar dan sasaran belajar siswa yaitu siswa kelas X semester 2 dengan materi pokok senyawa hidrokarbon dan minyak bumi dengan karakter siswa yang telah mengenal internet, dan (3) perumusan indikator hasil belajar yang dirumuskan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Analisis siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) analisis tugas dengan mencari literature dan sumber belajar tentang hidrokarbon dan minyak bumi dan (2) analisis konsep yang dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan dipelajari.

2.      Tahap perencanaan (design)

Tahap perencanaan (design) meliputi tiga langkah yaitu: (1) penyusunan tes dengan membuat soal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi dan keberhasilan siswa dalam memahami materi dalam bahan ajar, (2) pemilihan media untuk mendapatkan media yang tepat sesuai dengan perkembangan era teknologi yang sedang berlangsung, yaitu media internet, dan (3) perancangan awal yang meliputi membaca buku teks yang relevan, menulis bahan ajar, adaptasi bahan ajar, konsultasi secara intensif dengan dosen pembimbing.

3.      Tahap pengembangan (develop)

Pada tahap pengembangan (develop) langkah- langkah yang dilakukan adalah:
1.     konsultasi dengan pembimbing yang bertujuan untuk merancang dan menyusun media dan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian,
2.     validasi yang merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang nilai yang diperoleh dari validator,
3.     analisis hasil validasi, hasil validasi dianalisis sesuai dengan penilaian, saran, dan kritik dari validator,
4.     revisi bahan ajar berbasis e-learning yang bertujuan untuk menyempurnakan bahan ajar yang akan digunakan, dan
5.     uji coba terbatas, tujuan uji coba ini hanya untuk mengetahui kelayakan dari produk pengembangan yakni bahan ajar berbasis e-learning.

4.      Tahap penyebarluasan (disseminate)

Tahap keempat yaitu penyebarluasan (disseminate) merupakan tahap penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tahap ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan bahan ajar berbasis e-learning hasil pengembangan. Dalam pengembangan ini, tahap penyebarluasan (disseminate) tidak dilakukan karena pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Selain itu, disesuaikan dengan tujuan pengembangan bahan ajar berbasis e-learning yakni untuk mengetahui kelayakan bahan ajar bukan untuk mengukur prestasi belajar siswa.

 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Web

a.       Interaksi
Interaksi yang berkomunikasi dengan yang lain menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. Dalam lingkungan belajar interaksi berarti kapasitas berbicara antarpeserta.  Interaksi membedakan antara pembelajaran berbasis web dengan pembelajan berbasis computer  ( computer-Based Instruction). Hal ini berarti yang terlibat dalam pembelajaran berbasis web  tidak berkomunikasi dengan mesin, melainkan dengan orang lain yang kemungkinan tidak berada pada lokasi atau waktu yang sama.
b.      Ketergantungan
Ketergantungan yang dimaksud adalah bagaimana siswa mudah menggunakan web. Ada dua prinsip dalam ketergantungan ini yaitu, konsistensi  dan kesederhanaan.Sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik dalam proses pembelajaran maupun materi dan aktivitas belajar lain.

Daftar Pustaka
Anderson, B. (2005). “Strategic e-learning implementation.” Educational Technology & Society, 8 (4), 1-8. 1. ISSN 1436-4522
RahmaniyahAnna. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis E-Learning Pada Materi Hidrokarbon Dan Minyak Bumi Kelas X Semester 2. (Online),http://jurnal-online.um.ac.id/, diakses 15 Februari 2016.
QUESTION :
1.      Tidak semua pembelajaran efektif menggunakan media komputer. Jadi pembelajaran dengan cara apa tanpa ketergantungan pada kompter namun efektif dan interatif? Jelaskan!
2.      Apakah pembelajaran e-learning bisa diterapkan secara merata pada saat ini? Berikan alasan?
3.      Berdasarkan sifat siswa, dimana ada yang audio, visual, dan audiovisual. Bagaimana dengan penerapan pembelajaran e-learning? Apakah tujuan dari pembelajaran bisa dicapai?

Fenil Propanoid

FENILPROPANOID  A.    ASAL USUL Fenilpropanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenolik alam yg berasal dari asam amino aromatik fen...