FLAVANOID
ASAL USUL
Spekulasi
awal mengenai biosintesis flavonoid dijelaskan oleh Robinson (1936) mengatakan
bahwa kerangka C6 – C3 – C6. dari flavonoid berkaitan dengan
kerangka C6 – C3 dari fenilpropana yang mempunyai gugus fungsi oksigen pada
para, para dan meta atau dua meta dan satu para pada cincin aromatik. Akan
tetapi, senyawa-senyawa fenilpropana, seperti asam amino fenil- alanin dan
tirosin, bukannya dianggap sebagai senyawa yang menurunkan flavonoid melainkan
hanya sebagai senyawa yang bertalian belaka.
Pola
biosintesis flavonoid pertama kali diusulkan oleh Birch, yang menjelaskan bahwa
tahap pertama biosintesis flavonoid suatu unit C6 – C3 berkombinasi dengan 3
unit C2 menghasilkan unit C6 – C3 – (C2+C2+C2). Berdasarkan atas usul tersebut
maka biosintesis dari flavonoid melalui 2 jalur bisosintesis yaitu poliketida
(asam asetat atau mevalonat) dalam membentuk cincin A berkondensasi 3 molekul
unit asetat, sedang cincin B dan tiga atom karbon dari rantai propana berasal
dari jalur fenilpropana (shikimat).
PENGERTIAN
SENYAWA FLAVONOID
Flavonoid adalah suatu
kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di
alam. Banyaknya senyawa flavonoid ini bukan disebabkan karena
banyaknya variasi struktur, akan tetapi disebabkan oleh hasil reaksi dari
berbagai tingkat hidroksilasi, alkoksilasi atau glikosilasi pada struktur
tersebut. Flavonoid di alam juga sering dijumpai dalam bentuk glikosidanya.
Flavonoid sebagai
salah satu kelompok senyawa fenolik yang banyak terdapat pada jaringan tanaman
dapat berperan sebagai antioksidan dan berperan dalam mencegah kerusakan sel
dan komponen selularnya oleh radikal bebas reaktif. Oleh karena itu, tumbuhan
yang mengandung flavonoid banyak dipakai dalam pengobatan tradisional.
Kerangka flavanoid
KERANGKA
FLAVANOID
Istilah flavonoida
diberikan untuk senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kata flavon, yaitu nama
salah satu jenis flavonoida yang terbesar jumlahnya dalam tumbuhan.
Senyawa-senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman, dimana posisi orto
dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada B dari cincin
1,3-diarilpropanan dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga membentuk cincin
heterosiklik yang baru.
Kelas-kelas yang
berlainan dalam golongan ini dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik-oksigen
tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut pola yang berlainan.
Flavonoid sering terdapat sebagai glikosida. Golongan terbesar flavonoid
berciri mempunyai piran yang menghubungkan rantai tiga-karbon dengan salah satu
dari cincin benzene.
Kerangka
dasar karbon pada flavonoid merupakan kombinasi antara jalur sikhimat dan jalur
asetat-malonat yang merupakan dua jalur utama biosintesis cincin aromatik.
Cincin A dari struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida (jalur
asetat-malonat), yaitu kondensasi tiga unit asetat atau malonat, sedangkan
cincin B dan tiga atom karbon dari rantai propan berasal dari jalur
fenilpropanoid (jalur sikhimat) [Achmad, 1985].
Kerangka
dasar karbon pada flavonoid merupakan kombinasi antara jalur sikhimat dan jalur
asetat-malonat yang merupakan dua jalur utama biosintesis cincin aromatik.
Cincin A dari struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida (jalur
asetat-malonat), yaitu kondensasi tiga unit asetat atau malonat, sedangkan
cincin B dan tiga atom karbon dari rantai propan berasal dari jalur
fenilpropanoid (jalur sikhimat) [Achmad, 1985].
BIOSINTESIS FLAVANOID
ISOLASI FLAVANOID
1. Isolasi Dengan
metanol
Terhadap bahan yang telah dihaluskan, ekstraksi dilakukan dalam dua tahap.
Pertama dengan metanol:air (9:1) dilanjutkan dengan metanol:air (1:1) lalu
dibiarkan 6-12 jam. Penyaringan dengan corong buchner, lalu kedua ekstrak
disatukan dan diuapkan hingga 1/3 volume mula-muIa, atau sampai semua metanol
menguap dengan ekstraksi menggunakan pelarut heksan atau kloroform (daIam
corong pisah) dapat dibebaskan dari senyawa yang kepolarannya rendah, seperti
lemak, terpen, klorofil, santifil dan lain-lain .
2. Isolasi Dengan
Charaux Paris
Serbuk tanaman diekstraksi dengan metanol,lalu diuapkan sampai kental dan
ekstrak kental ditambah air panas dalam volume yang sama, Ekstrak air encer
lalu ditambah eter, lakukan ekstraksi kocok, pisahkan fase eter lalu uapkan
sampai kering yang kemungkinan didapat bentuk bebas. Fase air dari hasil
pemisahan ditambah lagi pelarut etil. asetat diuapkan sampai kering yang
kemungkinan didapat Flavonoid O Glikosida. Fase air ditambah lagi pelarut n -
butanol, setelah dilakukan ekstraksi, lakukan pemisahan dari kedua fase
tersebut. Fase n-butanol diuapkan maka akan didapatkan ekstrak n - butanol yang
kering, mengandung flavonoid dalam bentuk C-glikosida dan leukoantosianin. Dari
ketiga fase yang didapat itu langsung dilakukan pemisahan dari komponen yang
ada dalam setiap fasenya dengan mempergunakan kromatografi koLom. Metode ini
sangat baik dipakai dalam mengisolasi flavonoid dalam tanaman karena dapat
dilakukan pemisahan flavonoid berdasarkan sifat kepolarannya.
3. Isolasi dengan
beberapa pelarut.
Serbuk kering diekstraksi dengan kloroform dan etanol, kemudian ekstrak
yang diperoleh dipekatkan dibawah tekanan rendah. Ekstrak etano lpekat
dilarutkan dalam air lalu diekstraksi gojog dengan dietil eter dan n-butanol,
sehingga dengan demikian didapat tiga fraksi yaitu fraksi kloroform, butanol
dan dietil eter.
JENIS-JENIS FLAVANOID
1. Flavon
Yang termasuk flavon di antaranya luteolin dan
apigenin. Sumber flavon yang bagus adalah seledri, peterseli, berbagai bumbu
dan cabai. Flavon dikaitkan dengan manfaat antioksidan secara keseluruhan dan
menunda metabolisme obat-obatan.
2.
Anthocyanidins
Yang termasuk Anthocyanidins adalah malvidin,
pelargondin, peoidin dan sianidin. Sumber anthocyanidin yang baik yaitu
termasuk buah beri merah, ungu dan biru; buah delima; plum; anggur merah dan
ungu. Anthocyanidins berhubungan dengan kesehatan jantung, efek antioksidan dan
membantu pencegahan obesitas dan diabetes.
3.
Flavonones
Yang termasuk flavonones hesperetin, eriodictyol
dan naringenin. Flavonon ditemukan berlimpah dalam buah jeruk. Flavon kelompok
ini terkait dengan kesehatan jantung, relaksasi, dan keseluruhan aktivitas
antioksidan dan anti-inflamasi.
4. Isoflavon
Yang subkelompok ini ialah genistein,
glycitein dan daidzein. Isoflavon sangat terkonsentrasi pada kedelai dan produk
kedelai, serta kacang-kacangan.
Mereka adalah phytoestrogen, yang
berarti bahwa mereka adalah bahan kimia yang bertindak seperti hormon estrogen.
Para ilmuwan menduga mereka mungkin bermanfaat dalam menurunkan risiko kanker
hormonal, seperti kanker payudara, endometrium dan prostat, meskipun hasil
studi saat ini beragam. Dalam berbagai penelitian, isoflavon kadang-kadang
bertindak sebagai antioksidan dan kadang-kadang sebagai oksidan, sehingga
efeknya pada kanker tidak jelas. Mereka juga sedang dipelajari sebagai cara
untuk mengobati gejala menopause.
5. Flavonol
Sub-kelompok flavonoid yang tersebar luas ini
termasuk quercetin dan kaempferol. Mereka ditemukan dalam bawang, daun bawang,
kubis Brussel, kale, brokoli, teh, buah, kacang dan apel. Quercetin adalah
antihistamin yang terkait dengan membantu meringankan demam dan gatal-gatal. Flavonol
juga dikenal karena manfaat anti-peradangannya. Kaempferol dan flavonol lainnya
berhubungan dengan aktivitas antiinflamasi dan antioksidan yang kuat yang
mengarah pada pencegahan penyakit kronis.
6. Flavanol
Ada tiga jenis utama flavanol yaitu: monomer
(lebih dikenal sebagai katekin), dimer dan polimer. Flavanols ditemukan dalam
teh, coklat, anggur, apel, buah beri, kacang fava dan anggur merah. Sementara
katekin sangat umum dalam teh hijau dan putih, sementara dimer, yang berhubungan
dengan menurunkan kolesterol, ditemukan dalam teh hitam.
MANFAAT FLAVONOID
1. Panjang Umur
Penelitian 25 tahun berskala besar, yang diterbitkan pada 1995 dalam jurnal
Archives of Internal Medicine , mengamati pria di tujuh negara dan menemukan bahwa
konsumsi flavonoid secara signifikan terkait dengan umur panjang. Para peneliti
menyarankan konsumsi flavonoid dapat menjelaskan 25 persen dari perbedaan yang
diamati dalam tingkat kematian dari penyakit jantung koroner dan kanker.
2. Mengatur Berat Badan
Premkumar mencatat bahwa flavonoid juga
dikaitkan dengan anti peradangan dan penurunan berat badan. “Kandungan
flavonoid dapat meredakan peradangan dan menurunkan tingkat hormon penekan
nafsu makan, yaitu leptin,” katanya.
“Kami tahu pasti bahwa leptin memainkan peran
penting dalam konsumsi makanan karena tikus dengan mutasi pada leptin atau
reseptornya menjadi gemuk, dan hewan-hewan ini digunakan sebagai model untuk
mempelajari diabetes dan obesitas.”
3. Penyakit
kardiovaskular
Karena perilaku antioksidan dan anti-inflamasi
nya, flavonoid terkait dengan pencegahan penyakit kardiovaskular. Menurut situs
World Healthiest Foods , George Mateljan Foundation , flavonoid dapat
menurunkan risiko atherosclerosis melalui perlindungan kolesterol LDL dari
kerusakan radikal bebas. Mereka juga dapat meningkatkan kualitas dinding
pembuluh darah.
Beberapa
penelitian telah menemukan hubungan antara tingkat asupan flavonoid yang lebih
tinggi dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular di berbagai kelompok,
termasuk wanita pascamenopause, pria perokok dan pria dan wanita paruh baya.
PERMASALAHAN
1.
Jelaskan sifat-sifat senyawa flavanoid
baik bersifat fisika maupun kimia?
2.
Kenapa flavanoid lebih banyak ditemukan
pada tumbuhan daripada hewan?
3.
Bagaimana cara mengetahui dan
mengidentifikasi flavanoid pada hewan dan tumbuhan?
saya ingin mencoba menanggapi permasalah pertama saudari
BalasHapusFlavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa fenol yaitu agak asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan senyawa polihidroksi(gugus hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air, butanol, dimetil sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan adanya gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid sehingga cenderung menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air. Pemisahan senyawa golongan flavonoid berdasarkan sifat kelarutan dalam berbagai macam pelarut dengan polaritas yang meningkat adalah sebagai berikut
1. Flavonoid bebas dan aglikon,dalam eter
2. O-Glikosida,dalam etil asetat.
3. C-Glikosida dan leukoantosianin dalam butanol dan amil alkohoI. Oleh karena itu banyak keuntungan ekstraksi dengan polaritas yang meningkat.
saya ingin mencoba menjawab pertanyann nomor satu, Sifat-sifat kimia dari senyawa fenol adalah sama, akan tetapi dari segi biogenetic senyawa senyawa ini dapat dibedakan atas dua jenis utama, yaitu:
BalasHapus1. Senyawa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat.
2. Senyawa fenol yang berasal dari jalur asetat-malonat.
sifat kimia senyawa fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa, tetapi bila dibiarkan dalam larutan basa dan di samping itu terdapat oksigen, banyak yang akan terurai.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomoe 3
BalasHapusSalah satu cara mengidentifikasi alkaloid aladah Berdasarkan sifat spesifik.
Alkaloid dalam larutan HCl dengan pereaksi Mayer dan Bouchardhat membentuk endapan yang
larut dalam alkohol berlebih. Protein juga memberikan endapan, tetapi tidak larut dalam dalam
alcohol berlebih.
2. Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya / Pengocokan
Alkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut baik dalam air. Sebaiknya
pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter dan kloroform. Pengocokan dilakukan pada
pH : 2, 7, 10 dan 14.Sebelum pengocokan, larutan harus dibasakan dulu, biasanya menggunakan
natrium hidroksida, amonia pekat, kadang-kadang digunakan natrium karbonat dan kalsium
hidroksida.
3. Reaksi Gugus Fungsionil
a. Gugus Amin Sekunder
Reaksi SIMON : larutan alkaloida + 1% asetaldehid + larutan na.
nitroprussida = biru-ungu.
Hasil cepat ditunjukkan oleh Conilin, Pelletierin dan Cystisin.
Hasil lambat ditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin, Colchisin dan Physostigmin
Saya akan menjawab soal no 2 dimana biosintesis fenol hanya dapat dilakukuan ditumbuhan, hewan membutuhkan senyawa flafonoid namun dia perolwh dari tumbuhan bukan di hasilkan sendiri
BalasHapusSenyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning jeruk, dan merah dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji, batang, bunga, herba, rempah-rempah, serta produk pangan dan obat dari tumbuhan seperti minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat herbal. Senyawa ini berperan penting dalam menentukan warna, rasa, bau, serta kualitas nutrisi makanan. Tumbuhan umumnya hanya menghasilkan senyawa flavonoid tertentu. Keberadaan flavonoid pada tingkat spesies, genus atau familia menunjukkan proses evolusi yang terjadi sepanjang sejarah hidupnya. Bagi tumbuhan, senyawa flavonoid berperan dalam pertahanan diri terhadap hama, penyakit, herbivori, kompetisi, interaksi dengan mikrobia, dormansi biji, pelindung terhadap radiasi sinar UV, molekul sinyal pada berbagai jalur transduksi, serta molekul sinyal pada polinasi dan fertilitas jantan.
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan pertama dimana Sifat Fisika dan Kimia Senyawa Flavonoid
BalasHapusmerupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa fenol yaitu agak asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan senyawa polihidroksi(gugus hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air, butanol, dimetil sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan adanya gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid sehingga cenderung menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air.
Pemisahan senyawa golongan flavonoid berdasarkan sifat kelarutan dalam berbagai macam pelarut dengan polaritas yang meningkat adalah sebagai berikut :
1. Flavonoid bebas dan aglikon,dalam eter .
2. O-Glikosida,dalam etil asetat.
3. C-Glikosida dan leukoantosianin dalam
butanol dan amil alkohoI.
Oleh karena itu banyak keuntungan ekstraksi dengan polaritas yang meningkat.