LANDASAN
TEORITIS MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
Media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat si penerima pesan. Di dalam proses penyampaian informasi ini dengan
menggunakan saluran (media) maka komunikan akan menerima informasi/pesan
tersebut melalui kelima panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman dan pengecap). Multimedia adalah kombinasi dari teks, gambar, suara, animasi dan video
yang saling menyatu sehingga bermanfaat bagi user. Bila dalam suatu aplikasi
multimedia pemakai / pengguna multimedia diberikan suatu kemampuan untuk
mengontrol elemen-elemen yang ada.
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan
media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan
empiris.
a. Landasan filosofis
Ada suatu pandangan, bahwa dengan
digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan
berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain,
penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Akan tetapi,
siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan,
baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian,
penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat
tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap
siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak
manusia yang memiliki kepribadian, harga diri,motivasi, dan memiliki kemampuan
pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil
teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap
menggunakan pendekatan humanis.
b. Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya
proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa
juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media,
di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami
makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan
persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan
pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta
memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan
diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. Kajian psikologi menyatakan
bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang
abstrak.
Berkaitan dengan kontinum konkrit-abstrak dan
kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat.
Pertama, Jerome Bruner, mengemukakan bahwa
dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan
gambaran atau film (iconic representation of experiment) kemudian ke
belajar dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation).
Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk
orang dewasa.
Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan
bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam
proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling
nyata ke yang paling abstrak.
Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang
konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman
nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke
siwa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan
terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol.
c.
Landasan
teknologis
Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan,
pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi
pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari
cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah
dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk:
kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi
disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga
menjadisistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan,
orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
d. Landasan empiris
Temuan-temuan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar
siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan
lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau
ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar
tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional
empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
QUESTION :
- Berdasarkan landasan empiris dikatakan pemilihan media didasarkan atas karateristik siswa. Jadi jelaslah akan terdapat perbedaan antara karateristik siswa pedesaan dengan perkotaan. Bisakah anda jelaskan perbedaannya dan media apa yang cocok antara keduanya itu?
- Dalam kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Dan seperti kita ketahui materi kimia itu kebanyakan abstrak, dan bisakah berikan suatu ilustrasi contoh mengenai materi kimia yang abstrak dijadikan konkrit?
- Bagaimana cara pengajar menetapkan bahwa suatu media tersebut tepat digunakan untuk siswa tersebut?
Prinsip kesiapan dan motivasi menekankan bahwa kesiapan dan motivasi peserta didik untuk menerima informasi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Anda sebagai calon guru, apa yang akan anda lakukan untuk memotivasi siswa agar dapat menerima informasi dengan baik?
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan anda yang kedua, sebelumnya kita ketahui abstrak adalah hal yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan panca indra manusia.Abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah,tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan).Abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.Contoh materi kimia yang bersifat abstrak adalah laju reaksi maka kita dapat menggunakan LKS dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran menggunakan LKS sangat penting karena dapat membantu siswa dalam mengembangkan konsep&konsep yang tela% dipelajari sebelumnya. Dalam pembelajaran menggunakan LKS dapat mengubaH konsep abstrak dan konsep konkret, karena dalam pembelajaran terdapat konsep&konsep abstrak yang sulit dipahami siswa. Dalam kegiatan laboratorium dapat terjadi perubahan dari konsep abstrak menjadi konsep konkret, melalui kegiatan pengamatan atau percobaan secara langsung ini dibantu dengan LKS. Konsep&konsep dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh siswa dapat melatih siswa untuk mendapatkan informasi tentang konsep&konsep yang dipelajari melalui kegiatan laboratorium, karena dengan bantuan LKS siswa dituntut untuk mencari informasi sendiri dan dengan kegiatan laboratorium siswa dapat mengubah konsep abstrak menjadi konsep konkret.
BalasHapusPersoalan ketiga, guru akan tau suatu media itu pas dengan siswa apabila pesan yang di sampaikan, di terima dengan baik oleh siswa, terlebih lagi jika materi yg di sampaikan itu sesuai, maka bisa di rasa bahwa media tsb telah cocok untuk siswa
BalasHapusBaiklah saya seguku dengan pendapat agung,selain itu kita dapat melihat dari interaksi yang di berikan sisea pada saat proses pembelajaran berlangsumg jika siswa meresponnya dengan baik maka dapat dikatakan bahwasannya media yang kita gunakan sudah cocok dengan materi yang sedang diajarkann.
Hapussaya ingn mencoba menanggapi permasalahan ketiga saudari , menurut saya untuk menetapkan media ini cocok atau tidak harus diadakan dulu evaluasi baik terhadap medianya dengan melakukan uji coba maupun terhadap siswanya misalnya dengan melakukan evaluasi berupa latihan atau ujian jika hasilnya memuaskan berarti media ini tepat digunakan.
BalasHapusSaya mau menanggapi permasalah yang terakhir, guru dalam menetapkan suatu media tentunya harus berlandaskan cara berpikir peserta didik dan juga menghubungkan dengan dengan bahan aja r yang akan disampaikan tentunya harus memiliki keterkaitan yang dapat membantu siswa mudah memahami materi
BalasHapusMenaggapi permasalahan terakhir terkait pernyataan cara pengajar menetapkan bahwa suatu media tersebut tepat digunakan untuk siswa yaitu sebelumnya media ini diteliti dengan menggunakan desain model pembelajaran yang sesuai. jika dalam penelitian tersebut diakui oleh seorang ahli (penilai) dan telah dicoba penerapannya ke siswa. maka media tersebut layak untuk digunakan.
BalasHapussaya akan menanggapi pertanyaan Bagaimana cara pengajar menetapkan bahwa suatu media tersebut tepat digunakan untuk siswa tersebut? menurut saya perlu adanya pengembangan yang diadakan uji terlebih dahulu dan adanya pengetesan oleh para ahli adanya masukan-masukan dari para ahli yang mampu memberi masukan kepada kita. dengan adanya uji-uji maka media yang kit gunakan bisa di gunakan secara maksimal
BalasHapussaya akan menanggapi permasalahan no 1 Siswa kota dan desa secara IQ hampir merata. Tapi yang membedakan mereka adalah SEMANGAT BELAJAR. Secara garis besar, siswa yang sekolah di kota IQ-nya tak jauh beda dengan sisa desa, tapi siswa kota mampu melihat banyak peluang di balik hal-hal berharga (seperti seminar, pelatihan, lomba kabupaten, les, bimbel, kursus, ikut olimpiade dan seleksi pertukaran pelajar luar negeri).
BalasHapusuntuk siswa desa Gunakan peralatan2 yang dekat dengan kehidupan keseharian mereka. Olah kemampuan pola pikir mereka dengan menarik masalah dari peralatan2 tersebut.
Dengan begitu sepertinya akan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa, terlebih dalam kesehariannya mereka menggunakan alat-alat tersebut.
kalau untuk kota tentunya media yang digunakan lebih cangging yang didukuh oleh media elektronik.contohnya menggunkan media powerpoint dalam belajar.
baiklah, saya akan menjawab pertanyaan anda yang kedua. menurut pendapat saya materi kima dapat dijadikan menunjukkan bagaimana sifat-sifat larutan ke siswa melalui campuran air dan gula yakni sebagai pelarut dan zat terlarutnya.konkrit yang lebih mudah dipahami oleh siswa. contohnya adalah tentang larutan dimana kita dapat
BalasHapusMenjawab permasalahan ketiga
BalasHapusMenurut saya dengan menyesuaikam dengan materi yg akan disampaikan dan perlu jg menganalisis karakteristik siswa dalam belajar, karena cara belajar siswa peda umumnya berbeda, ada yg audio, visual, audio-visual maupun kinestetik. Dalam menggunakan media juga harus memperhatikan situasi dan kondisi siswa karena sasaran guru adalah membuat siswa paham dengan materi yg diajarkan