PRINSIP-PRINSIP DASAR MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
Multimedia adalah kombinasi dari teks, gambar, suara,
animasi dan video yang saling menyatu sehingga bermanfaat bagi user. Bila dalam
suatu aplikasi multimedia pemakai / pengguna multimedia diberikan suatu
kemampuan untuk mengontrol elemen-elemen yang ada. Multimedia tersebut disebut
dengan Interactive Multimedia. Multimedia apabila di pecah jadi 2 kata, yaitu
multi dan media. Multi bisa berarti banyak atau beraneka ragam, sedangkan media
adalah sesuatu yang di gunakan untuk menyampaikan atau membawakan informasi
kepada orang lain. Sehingga dapat diperoleh makna multimedia yaitu,
penggunaan dan pemanfaatan berbagai macam media untuk menyampaikan suatu
informasi kepada orang lain.
Wujud interaksi antara
pebelajar
dengan sumber belajar dapat bermacam-macam. Cara belajar
dengan mendengarkan ceramah dari pembelajar
memang merupakan salah satu wujud interaksi tersebut. Namun belajar hanya dengan mendengarkan saja, patut diragukan efektifitasnya. Belajar
hanya akan efektif jika si
pebelajar diberikan banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu, melalui
multi-metode dan multi-media. Melalui berbagai metode dan media
pembelajaran, pebelajar akan dapat banyak berinteraksi secara aktif
dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki pebelajar. Barangkali perlu direnungkan kembali ungkapan populer yang mengatakan :
Saya mendengar saya lupa,
Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa.
Pemilihan Media
Dalam kegiatan pembelajaran kita harus menentukan
media yang akan digunakan, memilih media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran
bukanlah pekerjaan yang mudah. Pemilihan itu rumit dan sulit, karena harus
mempertimbangkan berbagai faktor.Pemilihan media itu perlu kita lakukan agar dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis
media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan
kelemahan masing-masing.
Prinsip
Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengembangan media pembelajaran meliputi: prinsip kesiapan dan motivasi,
penggunaan alat pemusat perhatian, pengulangan, partisipasi aktif peserta
didik, dan umpan balik.
Prinsip kesiapan dan motivasi menekankan bahwa
kesiapan dan motivasi peserta didik untuk menerima informasi pembelajaran
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Kesiapan
peserta didik mencakup kesiapan pengetahuan prasyarat, kesiapan mental, dan
kesiapan fisik. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan atau mengikuti
kegiatan belajar. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri maupun dari
luar diri peserta didik.
Prinsip-Prinsip
Multimedia untuk Pembelajaran
1.
Prinsip Multimedia
Multimedia
principle merupakan teori yang dipelajari secara
mendalam oleh Richard Mayer. Mayer mengatakan bahwasanya prinsip ini
menyatakan, gabungan kata-kata (words) dan gambar lebih kondusif
digunakan untuk pembelajaran, jika dibandingkan dengan yang terdiri atas teks
ataupun gambar saja. Hasil studi menunjukkan bahwa peserta didik tidak terlibat
lebih mendalam dalam pembelajaran ketika pembelajaran tersebut hanya terdiri
atas teks saja, hal itu tidak akan menghubungkan antara apa yang mereka baca
pada teks dengan pengetahuan baru ataupun yang sudah ada sebelumnya.
Prinsip
ini menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik dengan kata-kata dan
gambar-gambar dibandingkan dengan hanya kata-kata atau gambar saja.Yang
dimaksudkan dengan kata-kata adalah teks tercetak di layar yang dibaca pengguna
atau teks ternarasikan yang didengar pengguna melalui speaker atau headset.
Yang dimaksudkan dengan gambar adalah ilustrasi statis seperti gambar, diagram,
grafik, peta, foto, atau gambar dinamis seperti animasi dan video. Clark &
Mayer (2011:70) menggunakan istilah penyajian multimedia untuk menyebut segala
penyajian yang berisi kata-kata dan gambar.
Dengan
menambahkan ilustrasi pada teks atau menambahkan animasi pada narasi maka akan
membantu siswa lebih mendalami materi atau penjelasan yang disajikan.
Menyajikan penjelasan dengan kata-kata dan gambar-gambar bisa menghasilkan
pembelajaran lebih baik daripada menyajikan dengan kata-kata saja. Saat
kata-kata dan gambar disajikan secara bersamaan siswa mempunyai kesempatan
untuk mengkonstruksi model-model mental verbal dan pictorial dan membangun
hubungan diantara keduanya.
2.
Prinsip Keterdekatan Ruang
Prinsip
ini menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan
gambar-gambar yang saling terkait disajikan saling berdekatan daripada saling
berjauhan di halaman atau di layar. Saat kata-kata dan gambar-gambar terkait
saling berdekatan di halaman (dalam buku) atau layar (dalam komputer) maka
siswa tidak harus menggunakan sumber-sumber kognitif secara visual mencari di
halaman atau layar itu. Siswa akan lebih bisa menangkap dan menyimpan materi
bersamaan di dalam memori kerja pada waktu yang sama.
3.
Prinsip Keterdekatan Waktu
Prinsip
ini menyatakan siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar
yang terkait disajikan secara simultan (bersamaan) daripada bergantian. Saat
bagian narasi dan animasi yang terkait disajikan dalam waktu bersamaan, akan
lebih memungkinkan siswa untk bisa membentuk representasi mental atas keduanya
dalam memori kerja dalam waktu bersamaan. Hal ini membuat siswa lebih bisa
membangun hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual.
Jika waktu antara mendengar kalimat dan melihat animasi relative pendek, maka
siswa masih bisa membangun koneksi antara kata-kata dan gambar. Jika mendengar
keseluruhan narasi yang panjang dan melihat keseluruhan animasi dalam waktu
yang terpisah maka siswa kesulitan membangun koneksi tersebut.
4.
Prinsip Koherensi
Prinsip
koherensi bisa dipecah menjadi tiga versi yang saling melengkapi :
1.
pembelajaran siswa terganggu jika
kata-kata dan gambar-gambar menarik namun tidak relevan ditambahkan ke
presentasi multimedia.
2.
pembelajaran siswa terganggu jika
terdapat suara dan music yang menarik namun tidak relevan,
3.
pembelajaran siswa akan meningkat jika
kata-kata yang tidak diperlukan disingkirkan dari presentasi multimedia.
Gambar-gambar dan
kata-kata yang menarik tapi tidak relevan bisa mengalihkan perhatian siswa dari
isi materi yang penting, dan bisa mengganggu proses penataan materi. Dalam
penyajian materi melalui multimedia siswa cenderung bisa belajar lebih banyak
dan mendalam jika materi disajikan secara lebih ringkas. Oleh karena memori
kerja otak pada manusia itu terbatas maka harus difokuskan pada materi yang
penting.
5.
Prinsip Modalitas
Prinsip modalitas menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik dari
animasi dan narasi (kata yang terucapkan) daripada dari animasi dan kata
tercetak di layar (Mayer, 2009:197). Berdasarkan teori kognitif dan bukti
riset, Clark & Mayer (2011:117) menyarankan untuk menarasikan teks daripada
menyajikan teks tercetak di layar saat gambar (statis maupun bergerak) menjadi
fokus kata-kata dan saat keduanya disajikan pada waktu yang bersamaan.
Jika
gambar dan kata-kata bersama-sama disajikan secara visual (yakni sebagai
animasi dan teks) maka saluran visual/pictorial yang bekerja ekstra sedangkan
saluran lain (verbal) tidak berfungsi. Jika kata-kata disajikan secara auditory
maka kedua saluran akan berfungsi.
6.
Prinsip Redundansi
Prinsip
ini menyatakan bahwa siswa belajar lebih baik dari gambar dan narasi daripada
dari gambar, narasi, dan teks tercetak di layar (Mayer, 2009:215). Implikasi
dari hal ini adalah saran dari Clark & Mayer (2011:125) untuk tidak
menambahkan teks tercetak di layar ke gambar yang sedang dinarasikan. Clark
& Mayer (2011:135) mengemukakan alasan bahwa siswa akan lebih memperhatikan
teks tercetak di layar daripada ke gambar yang berkaitan. Saat mata mereka
fokus di kata-kata tercetak, siswa tidak bisa melihat ke gambar yang sedang
dinarasikan. Juga, siswa berusaha membandingkan teks tercetak dengan narasi
yang diucapkan sehingga membebani proses kognitif. Karena itulah, untuk gambar
yang sedang dinarasikan, hendaknya tidak ditambahkan teks tercetak di layar.
Pada
skenario pembelajaran multimedia, kita banyak melihat adanya teks dan audio
yang dijalankan secara simultan. Prinsip redudansi menyatakan bahwasanya para
peserta didik bisa melakukan pembelajaran dengan lebih baik jika hanya ada
animasi dan narasi. Informasi teks yang ditampilkan secara visual menjadi
materi yang redundan. Mengeliminasi materi-materi yang bersifat redundan,
menghilangkan narasi dan teks yang bersifat identik merupakan cara yang tepat
agar peserta didik bisa melakukan pembelajaran dengan baik. Alasannya adalah
orang-orang tidak bisa fokus jika mendengar dan melihat pesan verbal secara bersamaan
selama presentasi pembelajaran (Hoffman, 2006).
7.
Prinsip Perbedaan Individual
Prinsip
ini menyatakan bahwa Siswa yang berpengetahuan lebih tinggi bisa menggunakan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya untuk mengkompensasi atas kurangnya petunjuk
dalam presentasi. Siswa yang berpengetahuan rendah kurang bisa melakukan
pemrosesan kognitif yang berguna saat presentasinya kurang petunjuk. Siswa yang
memiliki kemampuan spasial yang tinggi memiliki kapasitas kognitif untuk secara
mental memadukan reprentasi verbal dan visual dari presentasi multimedia yang
ada. Siswa yang berspasial rendah harus mengerahkan kapasitas kognitif yang
begitu banyak untuk memahami apa yang disajikan.
8.
Prinsip Segmentasi Dan Pra Latihan
Prinsip segmentasi menyarankan untuk memecah materi pelajaran yang besar
menjadi segmen-segmen yang kecil (Clark & Mayer, 2011:207). Saat sebuah
materi pembelajaran kompleks, materi itu perlu dibuat menjadi sederhana dengan
dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang dapat diatur kemunculannya.
Clark
& Mayer (2011:210) beralasan bahwa saat siswa menerima sajian yang
berkelanjutan dan berisi konsep-konsep yang saling berhubungan, hasilnya adalah
sistem kognitif menjadi kelebihan muatan, terlalu banyak pemrosesan yang dibutuhkan.
Siswa tidak mempunyai kapasitas kognitif yang cukup untuk dilibatkan dalam
pemrosesan esensial yang dibutuhkan untuk memahami materi tersebut. Solusi
masalah di atas adalah membagi-bagi materi pelajaran menjadi beberapa bagian
yang dapat diatur, misalnya dengan memberi tombol “Lanjutkan”.
Prinsip
pra-latihan menyarankan untuk memastikan siswa mengetahui nama dan
karakteristik konsep-konsep penting (Clark & Mayer, 2011:212). Sebelum
siswa belajar proses atau mengerjakan latihan pada suatu multimedia interaktif,
hendaknya siswa diberi materi konsep-konsep penting berkaitan dengan proses
yang akan dipelajari atau latihan yang akan dikerjakan. Contohnya, sebelum
siswa melihat video demonstrasi cara membuat tabel basis data, siswa perlu
mengetahui apa itu tabel, field, dan primary key.
Clark
& Mayer (2011:215) menyatakan bahwa pra latihan dapat membantu pemula untuk
mengelola pemrosesan materi kompleks dengan mengurangi jumlah pemrosesan
esensial yang mereka lakukan saat presentasi disajikan. Saat siswa sudah
mengetahui apa itu primary key, mereka bisa mengalokasikan proses
kognitif untuk membangun model mental bagaimana peran primary key dalam
perancangan sebuah tabel. Dengan demikian, alasan diperlukannya prinsip
pra-latihan adalah prinsip ini membantu pengelolaan pemrosesan esensial yang
dilakukan siswa dengan mendistribusikan materi-materi ke dalam bagian
pra-latihan dari materi pembelajaran.
9.
Prinsip Personalisasi
Prinsip personalisasi menyarankan agar pengembang multimedia menggunakan
gaya percakapan dalam narasi daripada gaya formal (Clark & Mayer,
2011:182). Gaya percakapan di antaranya dicapai dengan menggunakan bahasa orang
pertama dan orang kedua serta dengan suara manusia yang ramah. Clark
& Mayer (2011:184) menyatakan bahwa riset dalam proses diskursus
menunjukkan bahwa manusia bekerja lebih keras untuk memahami materi saat mereka
merasa berada dalam percakapan dengan seorang teman, daripada sekadar menerima
informasi. Mengekspresikan informasi dalam gaya percakapan dapat merupakan cara
untuk mempersiapkan proses kognitif siswa. Clark & Mayer (2011:184)
menambahkan pula bahwa instruksi yang mengandung petunjuk sosial seperti gaya
percakapan mengaktifkan perasaan kehadiran sosial, yaitu perasaan sedang dalam
percakapan dengan pengarang. Perasaan kehadiran sosial ini mengakibatkan
pembelajar terlibat dalam proses kognitif yang lebih dalam selama belajar
dengan berusaha lebih keras memahami apa yang pengarang ucapkan, yang hasilnya
adalah hasil belajar yang lebih baik.
QUESTION:
- Dalam pemilihan media harus tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan, bagaimana kriteria materi yang harus menggunakan multimedia nntuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran? dan apakah semua meteri harus menggunakan multimedia?
- Seperti kita ketahui sekarang ini kebanyakan pengajar memaparkan materi dalam bentuk power point, dan apakah multimedia dalam bentuk power point itu efektif dalam proses pembelajaran?
- Seberapa besar pengaruh multimedia dalam pproses pembelajaran? Tapi jika dibanding dengan zaman praglobalisasi proses pembelajaran hanya menggunakan media yang sangat sederhana. Namun dapat juga menghasilkan siswa yang pintar? Jelaskan pendapatmu!
DAFTAR PUSTAKA
Mayer, Richard. 2011. The
Cambridge Handbook of Multimedia Learning. Cambridge University Press.
http://dewisugiarti122.blogspot.co.id/2017/02/prinsip-prinsip-dasar-multimedia.html